Yugo Character Analysis — The Promised Neverland (Contains Spoilers)

Hanan Zakian
6 min readOct 11, 2021

--

“It‘s my fault” said Yugo to himself. “It’s not your fault” says him to Emma now.

The Promised Neverland Chapter 63.

Yugo, Keputusasaan, Harapan, dan Bertahan Hidup

Yugo, satu-satunya anak yang tersisa dari sekian anak yang berhasil kabur dari Glory Bell, menyesali kematian teman-temannya dan terus mengutuk dirinya sendiri. Di dalam Shelter B06–32, ia seorang diri, terus menyalahkan dirinya akan keputusannya yang salah, hidup dalam keputusasaan, bertahun-tahun, bahkan sempat berkeinginan untuk bunuh diri.

The Promised Neverland Chapter 64.

Sampai pada akhirnya Emma datang ke Shelter B06–32 (bersama teman-temannya yang kabur dari Grace Field), mengajaknya kembali untuk berjuang mencari Mr. Minerva dan kembali ke dunia manusia, Yugo seperti mendapat sedikit semangat dan secercah harapan untuk tetap hidup.

The Promised Neverland Chapter 64.

So you need to move forward too. For the sake of your friends. We can’t change the past and no one can replace those who’ve died. But still we can carry their own will.

Emma mengatakan bahwa Yugo harus tetap maju, demi teman-temannya. Kita memang tidak bisa mengubah masa lalu dan membangkitkan kembali yang sudah mati, tapi kita masih bisa meneruskan cita-cita mereka, harapan mereka. Kita harus tetap bertahan walaupun kita sendirian, karena itulah yang teman-teman kita inginkan.

Penyelamatan Emma dari Goldy Pond bersama Ray membuktikan bahwa Yugo akhirnya memutuskan untuk berjuang kembali mencari Mr. Minerva. Di Goldy Pond, ia tidak sengaja menemui teman lamanya yang ternyata masih hidup, Lucas. Bertemu kembali dengan Lucas benar-benar membuat Yugo bahagia, ia seperti memberi harapan kepada Yugo untuk berjuang kembali ke dunia manusia.

Sepulangnya dari Goldy Pond, selain Lucas, ia juga banyak bertemu teman baru; anak-anak dari Grand Valley yang berhasil bertahan di Goldy Pond. Belum termasuk anak-anak dari Grace Field yang membuat Shelter B06–32 semakin rame, yang membuat Yugo nostalgia dengan kenangan bersama teman-temannya dulu.

Ini semua benar-benar mengembalikan semangat dan harapan Yugo untuk terus tetap hidup dan berjuang. Berjuang untuk kembali ke dunia manusia yang sebelumnya tampak sangat mustahil. Yugo menyadari bahwa menyalahkan diri sendiri atas keputusannya yang salah bukanlah jawaban. Ia juga akhirnya bersyukur bahwa dulu ia tidak bunuh diri dalam keputusasaan, ia masih diberi kesempatan hidup.

The Promised Neverland Chapter 109.

That day I lost my chance to die. But because I didn’t die that time, I was able to meet you. And see Lucas again. I avanged my family. Destroyed that hunting ground. I found hope. This past year and a half was so much fun. I’m glad I lived.

Kali ini, dengan segenap hatinya, ia bersumpah untuk melindungi teman-temannya yang sekarang.

The Promised Neverland Chapter 107.

All of it. Everything you guys did makes me sick. Our lives aren’t you to play with. I lost everything. By chance, regained it. I’m not letting you take everything away from me again! We’re going to stop you right here and now!

Yugo sama sekali tidak ingin mati, ia mau terus tetap hidup. Ia benar-benar ingin ke dunia manusia. Walaupun pada akhirnya ia menerima fakta bahwa harus mati demi melindungi teman-temannya.

The Promised Neverland Chapter 109.

But, damn it. I don’t want to die. I wanted to see the human world and watch them grow up. This is patethic. I have so many regrets. But, if I can protect them, I can die in smiling.

Di afterlife, Yugo kembali bertemu dengan teman-teman lamanya. Ia menyesal dan meminta maaf karena mati terlalu cepat. Namun, teman-temannya berkata tidak apa-apa dan berterima kasih karena ia telah melakukan yang terbaik.

The Promised Neverland Chapter 109.

Sorry. I came here earlier than I thought.

Sebuah character development yang sangat baik dari karakter Yugo. Dari seseorang yang ingin cepat mati karena hidup dalam keputusasaan, menjadi seseorang yang ingin terus hidup dan muak dengan kematian karena ingin meneruskan cita-cita dan harapan teman-temannya.

Yugo, Emma, dan Keputusan yang Salah

Di sisi lain, ternyata Emma punya masalah yang sama dengan Yugo; mengutuk diri sendiri akan keputusan yang salah.

The Promised Neverland Chapter 63.

Sometimes, I get scared. Am I making the best choice? Am I making a mistake? I can’t turn back. I have to keep looking forward. I shouldn’t be doubting myself. I know. But I’m scared. What if this path I chose was wrong?

The Promised Neverland Chapter 109.

Oh no. If something happened to them, it’s all my fault. Did I make the wrong decision? I thought that was the best decision. But was it? Was there a different option? I’m scared. I’m so scared.

Yugo yang menyadari hal itu, dan juga pernah mengalaminya, langsung menyangkal pikiran negatif Emma.

The Promised Neverland Chapter 109.

Emma. It’s not your fault.

Ia mengatakan pada Emma bahwa dulu ia juga begitu, tapi akhirnya ia sadar bahwa ternyata itu salah — menyalahkan diri sendiri atas keputusan yang salah.

The Promised Neverland Chapter 109.

I was wrong. It’s important to make the correct decision, or at least to try to. But that’s not everything. None of us know if our decisions are right or wrong in the moment. That’s why what’s important is what you do after a decision. Your effort to make the decision you made correct. Even if the decision you made brings unfavorable results, what can you do from there? Continuing to strive anyway is what’s important. If decisions are everything, life is just one big gamble. Believe in what you’ve decided, Emma. And no matter what results from it, keep going.

Yugo menekankan bahwa mengambil keputusan yang terbaik memang penting, tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita bersikap setelah mengambil keputusan; apa yang akan kita lakukan setelah kita mengambil keputusan. Jika memang mengambil keputusan yang terbaik adalah yang terpenting, maka hidup hanya seperti sebuah taruhan — yang padahal bukan. Oleh karena itu, percayalah pada keputusan yang telah kamu ambil. Apa pun keputusannya, teruslah maju.

Dinamika antara karakter Yugo dan Emma sangat meaningful di sini. Emma mempengaruhi Yugo untuk tetap bertahan hidup dan berjuang, dan Yugo mempengaruhi Emma untuk percaya pada segala keputusannya. Mereka saling melengkapi.

Karakter Yugo adalah tentang menerima dan bertahan; menerima apa yang telah terjadi di masa lalu, menerima segala keputusan yang telah ia ambil, dan tetap bertahan (hidup) untuk berjuang menggapai mimpinya (meneruskan harapan dan cita-cita temannya). Sebuah konklusi yang sangat baik dari karakter Yugo.

Bertahanlah, berjuanglah terus. Kita tidak akan pernah tahu kapan “hadiah” datang, kapan perjuangan kita akan terbayar. Bertahanlah, berjuanglah terus, hingga suatu hari nanti kita akan bersyukur karena kita telah berjuang. Atau bahkan malah menyesal karena kita tidak berjuang lebih dari itu.

Rest in piece for Yugo and his best friend, Lucas.

--

--

Hanan Zakian
Hanan Zakian

Written by Hanan Zakian

Writing to keep my thoughts remain everlasting in this endless universe.

No responses yet